Mimpi Bayang Jingga

Mimpi Bayang Jingga by Sanie B. Kuncoro

Yak, akhirnya gw baca novel lagi. Eh, tunggu. Bukan novel deh, tapi kumpulan cerpen. Buku Mimpi Bayang Jingga ini merupakan kumpulan cerpen yang dua judul cerpen di antaranya menjadi judul buku ini yaitu Mimpi Bayang dan Jingga.

Yang membuat gw tertarik sama buku ini adalah testimony dari beberapa orang yang udah baca. Cerpen yang diceritakan di buku ini bukan lah cerita yang berakhir dengan happy ending. Gw pun jadi makin penasaran. Karna buku ini gak seperti novel-novel atau cerpen lain yang udah pernah gw baca. Dimana akhir ceritanya pasti happy ending, kecuali buku bergenre horror tentunya.

Temanya masih sama yaitu mengenai kisah percintaan. Perasaan cinta yang lebih dalam. Mungkin lebih cocok yang baca tuh kategori dewasa, jadi pesan dan kesannya bisa nyampe. Karena ada beberapa kata tersirat, tapi klo bisa membayangkan pasti jadi lebih mengerti. Itu lah kenapa gw lebih suka baca buku. Terkadang cerita dalam buku lebih seru dibanding ketika sudah menjadi film. Karena imajinasi tiap orang kan beda-beda ya.

Oke, balik lagi ke bukunya. Cerita-cerita dalam buku ini benar-benar ngajarin tentang percintaan yang dewasa. Bagaimana mencintai seseorang dengan tulus, ikhlas dan berkorban untuk orang yang kita cintai. Beberapa cerita, gw merasakan bahwa itu mungkin bisa terjadi dikehidupan nyata. Entah itu sisi baiknya atau buruknya.

Dan mungkin klo itu kejadian sama gw, mungkin gw juga bakal berpikiran yang sama untuk menyelesaikan masalah seperti yang ada dalam cerita buku ini. Bukannya bermaksud menghindar atau lari dari persoalan, tapi terkadang setiap langkah itu harus dipikirin bukan hanya buat diri sendiri tapi juga imbasnya ke orang lain. Kadang kita harus mengalah juga sih untuk kebahagian orang lain. Dilema.

Cerita yang menyentuh. Gw harap sih meskipun tidak berakhir dengan happy ending, tapi gw pingin banget nih cerpen di buku ini bisa jadi novel. Lebih seru dan keliatan lebih dalem dan intim aja kisah cintanya.

Ah, melankolis banget gw. Gak tau mau nulis apalagi. See you in the next chapter aja dah.