Pernah kepikiran gak
buat pensiun muda? Saya sih pernah, bukan hanya pernah tapi sekarang
benar-benar mempersiapkan diri untuk pensiun muda. Banyak orang yang sangsi,
kalau pensiun dini berarti harus punya “simpenan” yang lumayan untuk menjalani
hidup setelah tidak bekerja lagi. Apalagi dengan gaji yang bisa dibilang masih
UMR, apa bisa punya simpenan sebanyak itu untuk pensiun? Sedangkan untuk
cukupin kebutuhan sehari-hari di kota besar ini aja terkadang masih kurang.
Saya rasa, semua itu
tergantung kemauan dari masing-masing orang. Kuncinya sih disiplin. Jadi di
sini saya akan memberikan sedikit tips apa yang udah saya lakukan untuk mempersiapkan
pensiun sedini mungkin.
Hal pertama yang harus
dilakukan adalah merencanakan target. Kapan mau resign? Atau rencana
pensiunnya? Kalau saya menetapkan minimal 2 tahun kerja atau maksimal 5 tahun
kerja, saya harus sudah punya simpenan yang lumayan dan berpikir untuk bekerja
dari rumah. Tentunya setelah itu baru dirancang, kalau 2 tahun kerja bisa dapet
apa? Dan gimana cara saving uangnya?
Banyak teman yang
berpendapat, kalau perempuan tidak perlu pusing karena ada lelaki yang nantinya
akan mencari nafkah. Lah, kalau sesuatu terjadi yang tidak sesuai dengan
keinginan kita gimana? Saya, sebagai perempuan khususnya, harus bisa
mempersiapkan segala kemungkinan itu. Kenapa? Karena setiap hari, setiap bulan
bahkan setiap tahun selalu ada tantangan terutama dari segi materi yaitu
kebutuhan hidup sehari-hari yang harganya terus melonjak.
Untungnya saya sudah
sadar akan hal tersebut. Mumpung saya masih muda, masih single juga jadi saya
rasa saya punya banyak kesempatan dan bisa mencapai target saya tersebut.
Awal-awal memang terasa berat, tapi dengan disiplin dan konsisten saya rasa itu
bisa dilakukan. Ini hanya factor kebiasaan saja.
Biasanya saya bisa
saving sampe 50% tiap bulan dari gaji, dan 2,5% zakat yang harus saya
keluarkan. Sisanya untuk transport dan lain-lain. Mungkin pembaca juga mikir,
bagaimana bisa saving 50% tiap bulan? Lagi-lagi saya diuntungkan dengan membawa
bekal tiap ke kantor. Tentunya tabungan yang 50% ini tidak saya taruh ke satu
bank saja. Jadi saya punya beberapa akun bank, dimana tiap akunnya punya fungsi
masing-masing.
Seperti yang saya tulis
tadi, saving 50% ini juga tidak semua saya endapkan di bank begitu saja. Saya
ini termasuk orang yang sangat excited sama program (bukan promo) yang ada di
bank-bank tersebut. Tentunya untuk membandingkan mana yang lebih menguntungkan
untuk saya sebagai nasabah. Dari gaji yang saya sisihkan tersebut saya bagi
untuk bayar asuransi yang kerja sama dengan pihak bank, cicilan emas, tabungan
dan lain sebagainya. Meskipun sedikit ini sangat bermanfaat buat saya, karena
saya jadi bisa tahu “simpanan” dalam bentuk apa yang kira-kira menguntungkan
dan bisa saya perbesar manfaatnya.
Nah, kenapa saya lebih
suka kerja sama dengan bank (mengikuti programnya) dibanding nabung sendiri?
Kalau nabung sendiri kan kita disediain ATM sama bank, takutnya saya jadi
sering ikutan ambil uang di ATM. Jadi lebih baik kerja sama dengan bank, jadi
saya bisa lebih disiplin dan konsisten. Biasanya kerja sama dengan pihak bank
juga ada semacam kontrak, minimal satu tahun. Jadi selama satu tahun itu uang
yang disetorkan tidak bisa kita ambil sebelum masa kontrak abis. Jadi kalau
bisa nabung Rp 500.000,- sebulan, setahun bisa dapet Rp 6.000.000,- ++ berikut
bunganya. Tergantung juga kita milih program apa.
Saran saya sih, cari
bank yang memberikan manfaat lebih banyak diprogramnya. Misalnya dengan setoran
yang ringan (biasanya kontrak di atas satu tahun), kita bisa mendapatkan banyak
keuntungan dari salah satu program bank tersebut. Seperti sudah tercovernya
asuransi baik kesehatan atau jiwa, terkadang juga ada yang menyediakan program
hadiah dan memberikan keuntungan yang lebih besar diakhir kontrak selesai.
Buat yang sulit
menabung, saya sarankan untuk bekerja sama dengan bank seperti yang saya
lakukan. Hal ini untuk melatih disiplin dan konsisten agar menjadi kebiasaan
yang baik dari pada mengeluh. Memang tidak bisa mendapatkan manfaat langsung
sih, tapi efeknya beberapa tahun mendatang setelah kontrak abis dimana kita
bisa mempergunakan dana yang lumayan besar itu.
Saya pun telah
merencanakan untuk mempergunakan simpanan itu nantinya. Mungkin sebagian dana
akan digunakan untuk buka usaha, sebagian dilanjutkan investasi lainnya, dan
sebagian untuk pribadi. Jadi gak terlalu sulitkan untuk merencanakan pensiun
sejak dini? Toh sekarang juga banyak bank yang menawarkan program-program
tersebut. Tentunya dengan manfaat yang lebih banyak untuk nasabahnya.
Coba deh untuk
mengunjungi beberapa bank, dan tanyakan ke mereka kira-kira program apa yang
cocok untuk kebutuhan kita? Mereka pastinya akan memberikan rekomendasi yang
terbaik dan sesuai dengan kemampuan kita juga. Kalau untuk program pensiun
mungkin link ini http://bit.ly/BNI_Simponi
bisa jadi referensinya. Karena masih jarang juga
bank-bank yang ada program pensiunnya. So, merencanakan pensiun sedini mungkin,
kenapa tidak?
Pensiun Muda? Siapa Takut!
Reviewed by Unknown
on
18.55
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar