Pernah membayangkan
berkenalan dengan seseorang di dunia maya dan berteman pada akhirnya? Bukan,
bukan dengan para seleb social media. Bukan itu. Bukan juga orang-orang yang
bermodus untuk menipu. Hanya orang biasa yang mungkin punya hobi layaknya para
seleb social media. Tapi belom jadi seleb loh. Aku pernah. Dan sekarang, aku
akan cerita mengenai dia.
.
Hallo,
programmer melankolis. Lagi sibuk gak? Pingin chat nih.
Message
send
Eh,
pagi-pagi udah dipuji. Aku jadi malu. Gak kok, ada apa?!
Received
message
Hari itu rasa penasaran
ku membuncah. Entah dari mana asalnya keberanian itu, tiba-tiba aku mengirimkan
pesan melalui salah satu akun media socialnya. Tanpa ku duga ternyata dia merespon
dengan cepat. Yang aku ketahui adalah dia hobi sekali menuliskan sajak-sajak
dan cerita-cerita romantis di salah satu blog pribadi.
Perkenalan ku padanya bermula
dari keisengan ku berselancar di dunia maya. Aku yang jenuh bekerja seharian
ini akhirnya me-refresh-kan diri dengan mencari-cari artikel unik. Entah karena
memang berjodoh, jari-jari ku pun menekan salah satu situs yang menarik
perhatian ku waktu itu. Blog pribadi seorang pria galau yang sangat inspiratif
dan menghibur.
Aku tidak pernah
menyangka akan berhubungan seperti ini. Tidak dalam konteks spesial, hanya
berteman. Tulisan-tulisannya sangat menghibur ku. Dan tidak pernah aku sangka
ternyata meskipun banyak penggemar seperti ku mungkin, dia tetap menjadi
dirinya. Bukan selebriti.
.
.
.
.
.
Ui,
programmer melankolis. Weekend aku ke bandung loh. ;)
Message
send
Oya?!
Mau ditemenin gak? Siapa tau aku bisa jadi tour guide kamu.
Received
message
Wuih,
boleh juga nih. Hmmm,,, makan es krim yuk! Ada recommended place gak?
Message
send
Wah,
kebetulan deket rumah ada café yang menu es krimnya enak banget.
Received
message
Wow,
oke deh klo gitu. Ketemuan dimana nih? Asik bisa mampir ke rumah kamu donk kalo
gitu :p
Message
send
Aku
tunggu deket dago ya. Boleh-boleh, mampir aja. kebetulan rumah lagi sepi nih J
Received
send
Hahhaha…. Rasanya aku
ingin ketawa sendiri melihat percakapan kami hari ini. Mungkin kalau aku ini
termasuk cewek biasa yang selalu komen di blognya, bisa-bisa aku jatuh cinta. Dia
tahu bagaimana harus merespon para penggemar yang notabene kebanyakan kaum hawa
itu. Dia tahu bagaimana membuat mereka terkesima, bahkan mungkin rayuan gombal
yang keliatan biasa saja bisa membuat “klepek-klepek” rasanya.
Aku tidak pernah tahu
nama dia sesungguhnya. Sampai detik ini pun yang aku tahu dia berprofesi
sebagai programmer. Itu lah kenapa aku menyebutnya “programmer melankolis”,
karena selain profesinya itu juga hobinya menulis untaian puisi dan cerita romantis.
Aku pun tidak pernah berusaha mencari tahu, hanya sebatas petunjuk yang ia
tinggalkan di blognya saja. Aku takut, semakin aku penasaran dan semakin aku
ingin tahu, jadi mengharapkan ku sesuatu yang lebih dari hubungan ini.
.
.
.
Ah, bangun jam 5 pagi
di hari sabtu adalah hal yang menyebalkan buat ku. Seharusnya hari ini adalah
hari untuk beristirahat dan bermalas-malasan. Kalau bukan karena ada urusan di
Bandung dan janji dengan si Programmer Melankolis yang misterius, rasanya malas
sekali aku membuka mata sepagi ini.
Tak butuh waktu lama
untuk ku menyiapkan segala keperluan. Meminta ijin ke mama dan segera pergi ke
travel dekat rumah. Perjalanan ke Bandung tidak memakan waktu yang lama,
sekitar 2 jam-an akan sampe di gerbang pintu tol Pasteur. Tidak jauh dari situ,
aku meminta supir untuk menurunkan ku dekat taman dago, tempat yang telah aku
dan si Programmer Melankolis sepakati untuk bertemu.
Tidak perlu
mencari-cari, ternyata dia sudah menunggu di sana. Aku pun langsung
menghampirinya.
“ Hai, Programmer
Melankolis ya?! “ tanya ku.
“ Eh, Tari ya? Lebih
cantik aslinya “ godanya pada ku.
“ Hahaha… gak usah
ngegombal lah di sini. Udah lama nunggu? “
“ Gak juga. Buat kamu
apa sih yang nggak “
“ Preeeettt,,, Hahhaha…
Yuk makan es krim, sekalian ngobrol-ngobrolnya di sana aja. BTW, nama aslinya
siapa nih? “
“ Panggil Programmer Melankolis
juga gak papa. “ candanya, dan tiba-tiba dengan suara agak pelan, dia
menyebutkan satu kata, “ Dimas.”
Akhirnya aku tahu siapa
sebenarnya nama si Programmer Melankolis itu. Well, akhirnya aku bisa belajar
banyak hal dari pertemuan kami hari ini. Ternyata bertemu orang asing, tidak
seseram yang aku bayangkan. Niat ku hanya berteman, dan hari ini, Bandung telah
memberikan teman baru untukku.
Inspired by Progammer
Melankolis
Thanks atas diskusi dan
obrolannya.
HAI, PROGRAMER MELANKOLIS
Reviewed by Unknown
on
09.33
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar