Muhammad sebagai
Pedagang by Ippho Santosa
Ya, lagi-lagi gw
nge-review-in buku karangannya om Ippho. Seperti biasanya, buku-bukunya om
Ippho ini selalu ngebahas mengenai bisnis atau entrepreneurship dari sisi
Islami/ spiritual, yang tentunya bermanfaat banget. Beda sama buku-bukunya om
Ippho yang udah pernah gw review, kali ini meskipun agak mirip tentang bisnis
dan entrepreneurship. Kali ini yang dibahas adalah bisnis cara nabi (istilahnya
gw bingung harus nulis apaan).
Seperti yang udah
diketahui, bahwa Nabi Muhammad sedari kecil sudah menjadi pedagang (berprofesi
sebagai pedagang). Nah, dalam berdagang itu ada beberapa prinsip atau hal-hal
yang bisa menjadi teladan bagi kita. Yang mau bisnisnya lancar dan makin
meroket, bisa nih dipraktekin.
Apa aja yang menjadi
hal-hal berbisnis oleh Nabi Muhammad ? Yang pertama adalah otak kanan, gw maksud di
sini adalah kreatifitas. Baik itu ide maupun strategi bisnis. Kretifitas itu
sangat diperlukan, gak hanya dalam bidang bisnis aja sih. Dengan menjadi
kreatif, kita bisa mendapatkan solusi-solusi alternative atau mungkin jadi yang
pertama mendapatkan market.
Yang kedua itu pemimpin, bahwa setiap manusia itu harus bisa
menjadi pemimpin. Baik untuk
dirinya sendiri maupun orang lain. Klo gw artiin sih gak hanya harus bisa
mimpin atau punya jiwa kepemimpinan melainkan juga tanggung jawab. Ketiga pintu
rejeki, memahami pintu-pintu rejeki.
“
Bahwa di antara 10 pintu rejeki itu, 9 di antaranya adalah dengan berdagang “
Sebenernya sih, sah-sah
aja klo mau berdagang atau gak. Di sini gw artiinnya, klo pun lo cuman nguasain
satu pintu aja (baca: jadi karyawan), maka lo harus jadi karyawan yang bener.
Kerja yang bener dan cintai pekerjaan lo dengan gitu pintu rejeki lo akan
terbuka lebar. Nah, klo sekilas sih enakan jadi pedagan ya dapet 9 pintu. Eh…
eh… gak semudah itu loh. Meskipun bisa menghasilkan rejeki yang banyak, tapi
buka satu pintunya itu gak mudah. Ini berkaitan sama hal-hal yang belom gw
sebutin.
Oke, lanjut.
Selanjutnya itu jangan menipu. Kenapa? Karena ini menyangkut kepercayaan antara
pembeli ke penjual. Jangan mengurangi atau menambahkan takaran, jangan berkata
bohong mengenai suatu produk yang akan dibeli oleh cutomer. Kebanyakan ya,
pedagang itu selalu bilang bagus-bagus aja, tapi nyatanya belom tentu bagus.
Klo jadi pedagang jujur emang harus banyak sabar, kayak gw contohnya.
Lanjut lagi, mau makin
laris dagangannya. Jangan lupa buat silahturahmi. Ini berkaitan juga untuk
dapet relasi loh. Yang terakhir biar makin lancar, jangan lupa sedekah.
“
What you give is what will you take “
Nah, udah tau kan prinsip-prinsip
dagang yang sesuai syariah. Eh, maksudnya ajaran nabi. Praktekin dah, Insya
Allah rejekinya lancar. Tapi gak bisa cepet juga, tergantung Allah liat
kegigihan kita juga.
See you in other book
review.
Muhammad sebagai Pedagang
Reviewed by Unknown
on
10.15
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar